Sabtu, 29 Juni 2013

Bagaimana Asal Mulanya Rokok di Indonesia?

Dari catatan sejarah umumya disimpulkan bahwa yang kali pertama memperkenalkan tembakau ke Nusantara adalah Belanda. Tepatnya ketika ekspedisi pimpinan Cornelis de Houtman mencapai Banten pada 1596. Tidak jelas dengan cara apa tembakau di konsumsi saat itu, namun 10 tahun setelahnya mulai menyebar isu bahwa merokok merupakan aktivitas populer di kalangan elit Banten.

Salah satu bukti awal yang menunjukkan bahwa tembakau telah dikonsumsi di pulau Jawa dapat ditemukan di Kartasura. Dikisahkan bahwa Raja Amangkurat I (1646-1677) biasa menikmati rokok dengan pipa sambil ditemani oleh 30 pelayan wanitanya.

Namun bukan sejarah jika tidak dilingkupi mitos. Sebuah legenda percintaan klasik menyertai kelahiran rokok di Indonesia sehingga membuatnya menjadi sebuah fenomena kultural ketimbang semata-mata sebuah komoditas di pasar. Seperti akan kita lihat nanti, akar kultural rokok ini tidak pernah lepas meskipun industri rokok telah mencapai level masif seperti sekarang.
Tulisan diambil dari buku "4G Marketing: 90 Year Journey of Creating Everlasting Brands" Diterbitkan oleh MarkPlus Publishing, Tahun 2005. Sumber: The Marketeers.

Rabu, 05 Juni 2013

Fwd: Seputar Weltervreden (Gambir)

Lapangan Paviljoen selain dipergunakan untuk menternakkan lembu dan kerbau juga untuk kebun tebu. Penggilingan tebu itu berada di Taman Pejambon sekarang. Pada waktunya lapangan Paviljoen menjadi semakin luas. Belakangan dibeli oleh seorang tuan tanah, Chastelein. Nama lapangan Paviljoen sejak itu menjadi Weltevreden.

Gubernur Jendral Mossel (1750-1761) kemudian membeli tanah Weltevreden itu. Mossel mendirikan rumah kediaman yang besar dan bagus, terletak di dekat rumah sakit Gatot Soebroto sekarang. Di sekeliling rumah kediamannya itu dibuatlah kebun yang sangat luas, terhampar sampai ke Senen, dilengkapi dengan telaga-telaga buatan. Kijang dan manjangan bergerombol berlarian di dalam kebun itu.

Sabtu, 25 Mei 2013

Kinsbergen, 1821-1905: Photo Pioneer And Theatre Maker in the Dutch East Indies

The flamboyant artist Isadore van Kingsbergen (1821–1905) became famous for the photographs he took of Java's antiquities for the Dutch colonial government. This comprehensive volume also includes his court portraits as well as studio portraits, in which he used his experience as a theater director to photograph people from various social backgrounds in an expressive manner.

Book details: Author: Gerda Teuns-de Boer, Saskia Asser, Steven Wachlin / Hardcover: 296 pages / Publisher: Kitlv Press; Mul edition (July 30, 2006) / Language: Multilingual / ISBN-10: 9059941179 / ISBN-13: 978-9059941175 / Product Dimensions: 10.7 x 9.4 x 1.2 inches.

Link to buy on Amazon.com: Isidore Van Kinsbergen, 1821-1905: Photo Pioneer And Theatre Maker in the Dutch East Indies (Multilingual Edition)